SIKLUS BIOGEOKIMIA : KARBON
Siklus karbon adalah siklus biogeokimia
dimana karbon dipertukarkan antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan
atmosfer Bumi (objek astronomis lainnya bisa jadi memiliki siklus karbon
yang hampir sama meskipun hingga kini belum diketahui).
Dalam
siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh
jalur pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer
teresterial (biasanya termasuk pula freshwater system dan material
non-hayati organik seperti karbon tanah (soil carbon)), lautan (termasuk
karbon anorganik terlarut dan biota laut hayati dan non-hayati), dan
sedimen (termasuk bahan bakar fosil). Pergerakan tahuan karbon,
pertukaran karbon antar reservoir, terjadi karena proses-proses kimia,
fisika, geologi, dan biologi yang bermacam-macam. Lautan mengadung kolam
aktif karbon terbesar dekat permukaan Bumi, namun demikian laut dalam
bagian dari kolam ini mengalami pertukaran yang lambat dengan atmosfer.
Neraca
karbon global adalah kesetimbangan pertukaran karbon (antara yang masuk
dan keluar) antar reservoir karbon atau antara satu putaran (loop)
spesifik siklus karbon (misalnya atmosfer - biosfer). Analisis neraca
karbon dari sebuah kolam atau reservoir dapat memberikan informasi
tentang apakah kolam atau reservoir berfungsi sebagai sumber (source)
atau lubuk (sink) karbon dioksida.
SIKLUS BIOGEOKIMIA : AIR
Sama seperti proses fotosintesis pada siklus karbon, matahari juga berperan penting dalam siklus hidrologi. Matahari merupakan sumber energi yang mendorong siklus air,
memanaskan air dalam samudra dan laut. Akibat pemanasan ini, air
menguap sebagai uap air ke udara. 90 % air yang menguap berasal dari
lautan. Es dan salju juga dapat menyublim dan langsung menjadi uap air.
Selain itu semua, juga terjadi evapotranspirasi air terjadi dari tanaman
dan menguap dari tanah yang menambah jumlah air yang memasuki atmosfer.
Setelah air tadi menjadi uap
air, Arus udara naik mengambil uap air agar bergerak naik sampai ke
atmosfir. Semakin tinggi suatu tempat, suhu udaranya akan semakin
rendah. Nantinya suhu dingin di atmosfer menyebabkan uap air mengembun
menjadi awan. Untuk kasus tertentu, uap air berkondensasi di permukaan bumi dan membentuk kabut.
Arus udara (angin) membawa uap air bergerak di seluruh dunia. Banyak proses meteorologi
terjadi pada bagian ini. Partikel awan bertabrakan, tumbuh, dan air
jatuh dari langit sebagai presipitasi. Beberapa presipitasi jatuh
sebagai salju atau hail, sleet, dan dapat terakumulasi sebagai es dan
gletser, yang dapat menyimpan air beku untuk ribuan tahun. Snowpack
(salju padat) dapat mencair dan meleleh, dan air mencair mengalir di
atas tanah sebagai snowmelt (salju yang mencair). Sebagian besar air
jatuh ke permukaan dan kembali ke laut atau ke tanah sebagai hujan,
dimana air mengalir di atas tanah sebagai limpasan permukaan.
Sebagian dari limpasan masuk
sungai, got, kali, lembah, dan lain-lain. Semua aliran itu bergerak
menuju lautan. sebagian limpasan menjadi air tanah disimpan sebagai air
tawar di danau. Tidak semua limpasan mengalir ke sungai, banyak yang
meresap ke dalam tanah sebagai infiltrasi. Infiltrat air jauh ke dalam
tanah dan mengisi ulang akuifer, yang merupakan toko air tawar untuk
jangka waktu yang lama. Sebagian infiltrasi tetap dekat dengan permukaan
tanah dan bisa merembes kembali ke permukaan badan air (dan laut)
sebagai debit air tanah. Beberapa tanah menemukan bukaan di permukaan
tanah dan keluar sebagai mata air air tawar. Seiring waktu, air kembali
ke laut, di mana siklus hidrologi kita mulai.
SIKLUS BIOGEOKIMIA : NITROGEN
1. Fiksasi Nitrogen
Fiksasi nitrogen adalah proses alam, biologis atau abiotik yang mengubah nitrogen di udara menjadi ammonia (NH3). Mikroorganisme yang mem-fiksasi nitrogen disebut diazotrof. Mikroorganisme ini memiliki enzim nitrogenaze yang dapat menggabungkan hidrogen dan nitrogen. Reaksi untuk fiksasi nitrogen biologis ini dapat ditulis sebagai berikut :
N2 + 8 H+ + 8 e− → 2 NH3 + H2
Mikro organisme yang melakukan fiksasi nitrogen antara lain : Cyanobacteria, Azotobacteraceae, Rhizobia, Clostridium, dan Frankia. Selain itu ganggang hijau biru juga dapat memfiksasi nitrogen. Beberapa tanaman yang lebih tinggi, dan beberapa hewan (rayap), telah membentuk asosiasi (simbiosis) dengan diazotrof. Selain dilakukan oleh mikroorganisme, fiksasi nitrogen juga terjadi pada proses non-biologis, contohnya sambaran petir. Lebih jauh, ada empat cara yang dapat mengkonversi unsur nitrogen di atmosfer menjadi bentuk yang lebih reaktif :
a. Fiksasi biologis:
beberapa bakteri simbiotik (paling sering dikaitkan dengan tanaman
polongan) dan beberapa bakteri yang hidup bebas dapat memperbaiki
nitrogen sebagai nitrogen organik. Sebuah contoh dari bakteri pengikat
nitrogen adalah bakteri Rhizobium mutualistik, yang hidup dalam nodul
akar kacang-kacangan. Spesies ini diazotrophs. Sebuah contoh dari hidup
bebas bakteri Azotobacter.
b. Industri fiksasi nitrogen
: Di bawah tekanan besar, pada suhu 600 C, dan dengan penggunaan
katalis besi, nitrogen atmosfer dan hidrogen (biasanya berasal dari gas
alam atau minyak bumi) dapat dikombinasikan untuk membentuk amonia
(NH3). Dalam proses Haber-Bosch, N2 adalah diubah bersamaan dengan gas
hidrogen (H2) menjadi amonia (NH3), yang digunakan untuk membuat pupuk
dan bahan peledak.
c. Pembakaran bahan bakar fosil : mesin mobil dan pembangkit listrik termal, yang melepaskan berbagai nitrogen oksida (NOx).
d. Proses lain: Selain itu, pembentukan NO dari N2 dan O2 karena foton dan terutama petir, dapat memfiksasi nitrogen.
2. Asimilasi
Tanaman mendapatkan nitrogen dari tanah melalui absorbsi akar baik dalam bentuk ion nitrat atau ion amonium. Sedangkan hewan memperoleh nitrogen dari tanaman yang mereka makan.
Tanaman dapat menyerap ion nitrat atau amonium dari tanah melalui rambut akarnya. Jika nitrat diserap, pertama-tama direduksi menjadi ion nitrit dan kemudian ion amonium untuk dimasukkan ke dalam asam amino, asam nukleat, dan klorofil. Pada tanaman yang memiliki hubungan mutualistik dengan rhizobia, nitrogen dapat berasimilasi dalam bentuk ion amonium langsung dari nodul. Hewan, jamur, dan organisme heterotrof lain mendapatkan nitrogen sebagai asam amino, nukleotida dan molekul organik kecil.
3. Amonifikasi
Jika tumbuhan atau hewan mati, nitrogen organik diubah menjadi amonium (NH4+) oleh bakteri dan jamur.
4. Nitrifikasi
Konversi amonium menjadi nitrat dilakukan terutama oleh bakteri yang hidup di dalam tanah dan bakteri nitrifikasi lainnya. Tahap utama nitrifikasi, bakteri nitrifikasi seperti spesies Nitrosomonas mengoksidasi amonium (NH4 +) dan mengubah amonia menjadi nitrit (NO2-). Spesies bakteri lain, seperti Nitrobacter, bertanggung jawab untuk oksidasi nitrit menjadi dari nitrat (NO3-). Proses konversi nitrit menjadi nitrat sangat penting karena nitrit merupakan racun bagi kehidupan tanaman.
Proses nitrifikasi dapat ditulis dengan reaksi berikut ini :
- NH3 + CO2 + 1.5 O2 + Nitrosomonas → NO2- + H2O + H+
- NO2- + CO2 + 0.5 O2 + Nitrobacter → NO3-
- NH3 + O2 → NO2− + 3H+ + 2e−
- NO2− + H2O → NO3− + 2H+ + 2e
note : "Karena kelarutannya yang sangat tinggi, nitrat dapat memasukkan air tanah. Peningkatan nitrat dalam air tanah merupakan masalah bagi air minum, karena nitrat dapat mengganggu tingkat oksigen darah pada bayi dan menyebabkan sindrom methemoglobinemia atau bayi biru. Ketika air tanah mengisi aliran sungai, nitrat yang memperkaya air tanah dapat berkontribusi untuk eutrofikasi, sebuah proses dimana populasi alga meledak, terutama populasi alga biru-hijau. Hal ini juga dapat menyebabkan kematian kehidupan akuatik karena permintaan yang berlebihan untuk oksigen. Meskipun tidak secara langsung beracun untuk ikan hidup (seperti amonia), nitrat dapat memiliki efek tidak langsung pada ikan jika berkontribusi untuk eutrofikasi ini."
5. Denitrifikasi
Denitrifikasi adalah proses reduksi nitrat untuk kembali menjadi gas nitrogen (N2), untuk menyelesaikan siklus nitrogen. Proses ini dilakukan oleh spesies bakteri seperti Pseudomonas dan Clostridium dalam kondisi anaerobik. Mereka menggunakan nitrat
sebagai akseptor elektron di tempat oksigen selama respirasi.
Fakultatif anaerob bakteri ini juga dapat hidup dalam kondisi aerobik.
Denitrifikasi umumnya berlangsung melalui beberapa kombinasi dari bentuk peralihan sebagai berikut:
NO3− → NO2− → NO + N2O → N2 (g)
Proses denitrifikasi lengkap dapat dinyatakan sebagai reaksi redoks:
2 NO3− + 10 e− + 12 H+ → N2 + 6 H2O
6. Oksidasi Amonia Anaerobik
Dalam proses biologis, nitrit dan amonium dikonversi langsung ke elemen (N2) gas nitrogen. Proses ini membentuk sebagian besar dari konversi nitrogen unsur di lautan. Reduksi dalam kondisi anoxic juga dapat terjadi melalui proses yang disebut oksidasi amonia anaerobik
NH4+ + NO2− → N2 + 2 H2O
SIKLUS BIOGEOKIMIA : FOSPOR
Daur fosfor yaitu daur atau siklus yang melibatkan fosfor, dalam hal input atau sumber fosfor-proses yang terjadi terhadap fosfor- hingga kembali menghasilkan fosfor lagi. Daur fosfor dinilai paling sederhana daripada daur lainnya, karena tidak melalui atmosfer. fosfor di alam didapatkan dari: batuan, bahan organik, tanah, tanaman, PO4- dalam tanah. kemudian inputnya adalah hasil pelapukan batuan. dan outputnya: fiksasi mineral dan pelindikan.fosfor berupa fosfat yang diserap tanaman untuk sintesis senyawa organik. Humus dan partikel tanah mengikat fosfat, jadi daur fosfat dikatakan daur lokal.
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh decomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus menerus. Fosfor dialam dalam bentuk terikat sebagai Ca-fosfat, Fe- atau Al-fosfat, fitat atau protein. Bakeri yang berperan dalam siklus fosfor : Bacillus, Pesudomonas, Aerobacter aerogenes, Xanthomonas, dll. Mikroorganisme (Bacillus, Pseudomonas, Xanthomonas, Aerobacter aerogenes) dapat melarutkan P menjadi tersedia bagi tanaman.
Daur fosfor terlihat akibat aliran air pada batu-batuan akan melarutkan bagian permukaan mineral termasuk fosfor akan terbawa sebagai sedimentasi ke dasar laut dan akan dikembalikan ke daratan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar